Membuat sebuah blog post itu perlu waktu, tenaga dan konsentrasi. Lalu setelah selesai membuat dan memublikasikan sebuah blog post, komentar pengunjung 'cuma' "Nice post" atau "Makasih sharingnya" dan komentar-komentar one-liner lainnya.
Sedih?
Kecewa?
Muak?
Bertanya-tanya, ini orang sebenarnya baca apa enggak sih?
Kalau kamu pernah menerima komentar one-liner seperti ini, sebelum kamu marah, kecewa, atau lebih buruk lagi, mutung ngeblog, saya mau ajak kamu untuk melihat dua kemungkinan penyebab hal ini.
Kemungkinan pertama, tulisanmu memang payah. Dari tata cara penulisan, saltik di sana-sini, alur penulisan yang loncat-loncat, yang membuat pembaca kelelahan hanya untuk menyelesaikan paragraf awalmu.
Atau, kemungkinan kedua...masalahnya memang di mereka.
Nah, karena agak sulit dan di luar kuasa kita untuk mengendalikan orang lain, saya mau ajak kamu untuk memperbaiki kualitas postingan kita.
Apa yang saya akan bagikan di sini adalah berdasarkan pengalaman pribadi. Jadi mungkin beberapa poin akan kurang sesuai buat kamu, but it's okay, silahkan menambahkan jika ada yang kurang.
7 Formula Membuat Blog Post Efektif
1. Gunakan Kamu-Saya
Blog post itu harusnya seperti obrolan santai antara penulis dan pembaca, bukan monolog satu arah.
Coba ingat-ingat ketika guru atau dosenmu berceramah panjang lebar waktu jaman sekolah/kuliah dulu.
Kalau kamu menyimak, hebat. Saya? Sudah pasti banyak ngantuknya. Kenapa? Karena ya bosan aja ndengerin blio-blio cerita panjang lebar.
Tapi, saat saya bertemu dengan guru/dosen saya tersebut one on one dan ngobrol dengan mereka, saya melek, saya memperhatikan.
Begitu pula dengan blog post-mu. Buatlah seolah-olah kamu itu sedang ngobrol sama pembacamu.
Tips, hindari menggunakan "kalian" untuk menyebut pembacamu. Gunakan kata ganti orang tunggal saja seperti : kamu, anda, atau loe, supaya kesan ngobrolnya tetap terjaga.
2. Gunakan Sub Judul
Supaya postinganmu lebih mudah dibaca, pecah tulisanmu menjadi beberapa sub judul atau sub bagian.
3.Maksimal 4 Baris Per Paragraf
Dulu kita belajar bahwa paragraf itu tersusun dari 4-5 kalimat.
Namun, untuk penulisan digital seperti blog, hal ini tidak berlaku. Sebaiknya dalam 1 paragraf, isinya tidak lebih dari 4 baris.
Yup, kamu enggak salah baca. Yang dibatasi itu jumlah barisnya, bukan jumlah kalimat per paragraf.
Kenapa? Tujuannya adalah agar orang lebih mudah membaca tulisanmu. Lebih dari 4 baris itu biasanya sudah bikin sakit mata, apalagi kalau bacanya lewat ponsel.
4. Gunakan Gambar
Sebuah gambar bisa bercerita lebih banyak. Selain itu, gambar juga membuat pesanmu lebih mudah dipahami pembaca.
Pilihlah gambar-gambar yang relevan dengan isi postinganmu, baik itu untuk ilustrasi maupun infografis.
Ada banyak situs penyedia gambar gratis yang bisa kamu gunakan seperti : Unsplash, Pexel, atau Freepik.
Oya, kalau bisa jangan pakai gambar-gambar yang sudah terlalu sering dipakai orang, agar tidak terkesan asal comot.
5. Berikan Situs Rujukan
Jika kamu mengutip sebagian informasi dari postingan lain, baik itu postinganmu sendiri atau postingan orang, tautkan informasi tersebut ke postingan aslinya.
Karena dengan begini, sebenarnya kamu itu membantu orang yang tertarik untuk membaca sumber informasinya sendiri.
Jangan semua-semua kamu akuin sebagai hasil pemikiranmu tanpa mau memberikan tautan sumber informasinya. Tar lama-lama kamu akan dianggap halu.
6. Buat Kesimpulan di Akhir Postingan
Dan yang paling penting, berikan sub judulnya : KESIMPULAN.
Sesederhana itu.
Karena orang biasanya akan baca kesimpulan dulu. Kalau mereka suka dengan kesimpulannya, mereka akan balik lagi ke atas dan mulai membaca dari awal.
7. Akhiri Dengan Pertanyaan
Ajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana di akhir postingan supaya pembaca juga merasa dilibatkan di dalam postingan kamu.
Misalnya, "Menurut pengalamanmu, ada nggak cara lain yang efektif untuk menulis?"
Arahkan mereka untuk melakukan sesuatu setelah membaca, minimal, ngisi komentar yang sesuai.
Kesimpulan
Membuat blog post yang efektif dapat mengajak pembaca untuk tetap membaca dan juga berpartisipasi melalui kolom komentar, minimal.
Dengan terlibat di dalam sebuah postingan, maka kemungkinan untuk memberi komentar minimalis pun bisa kamu kurangi.
Namun, kalau pun kamu sudah memperbaiki postinganmu tapi tetap menerima komentar one-liner, saran saya, tetaplah merespon sebagaimana tuan rumah yang baik.
Ingat, kamu tidak bisa mengendalikan apa yang orang lain lakukan, tapi kamu bisa mengendalikan cara kamu merespon.
Menurutmu, apa lagi yang sebaiknya kita perlu lakukan bila menerima komentar one-liner? Share yuk pengalamanmu di kolom komentar.