Apa Yang Saya Pelajari Tentang Mengajarkan Kemandirian Pada Anak (Bagian 2)

Di tulisan sebelumnya, saya sudah membahas tentang beberapa kesalahpahaman orangtua, termasuk saya dalam melatih kemandirian anak.


Mengajarkan Kemandirian Pada Anak

Pada postingan ini, saya mau mengajak kamu untuk tahu, manfaat melatih kemandirian pada anak. Kenapa sih harus repot-repot mengajarkan life skill ini pada mereka.

1. Anak Memiliki Kendali Bagi Dirinya Sendiri

Pernah tahu, anak yang memilih penjurusan saat SMA atau kuliah sebatas ikut teman? Atau, suka dengan artis atau tren tertentu hanya karena teman-temannya menyukai dan mengikuti tren tersebut?

Sadarkah kita sebagai orangtua bahwa ini merupakan tanda bahwa anak tidak mandiri? Tidak memiliki kendali penuh atas dirinya sendiri dan pilihan-pilihannya. Sadarkah kita, apa yang akan terjadi bila anak melakukan sesuatu hanya karena, teman-temannya juga begitu?

Adalah tugas kita sebagai orangtua untuk membantu anak mandiri mengambil keputusan dan bertanggung jawab terhadap keputusan tersebut. Dengan memiliki tanggung jawab bahwa setiap pilihan ada konsekuensi, anak akan lebih hati-hati dalam mengambil keputusan. Di sinilah, anak mandiri memiliki kendali atas dirinya.

2. Anak Percaya Diri, Yakin Pada Kemampuannya dan Berkontribusi

Banyak orangtua yang tanpa disadari acapkali melemahkan anak, sehingga mengembangkan perasaan tidak percaya diri pada anak. Akibatnya anak merasa tidak mampu dalam banyak hal, sebagai buah dari orangtua yang terlalu sering membatasi anak, melarang dan 'ringan tangan'.

Contoh sederhana, saat anak-anak mengeksplorasi sesuatu tapi gagal dan merusakkan barang, apa sih reaksi alami kita sebagai orangtua? Memarahinya atau mengapresiasi usahanya dulu?

Atau yang sering saya alami adalah ketika Bio belajar mengikat tali sepatunya sendiri. Alih-alih mendukungnya, saya justru memberinya tekanan tambahan dengan tatapan intimidasi atau gestur melihat jam, seolah mengatakan, "Duh lambat banget sih!"

Ketidaksabaran kitalah yang pada akhirnya mematikan semangat anak untuk mencoba hal baru.

Lebih buruk lagi, anak akan makin percaya bahwa ia tidak mampu.

Larang anak untuk jatuh, bukan menaiki tangga 


3. Menjadi Generasi Peduli

Memangnya ada ya, hubungan antara kemandirian dan kepedulian?

Begini, ketika kita melatih anak-anak mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, di saat yang sama, kita juga sedang mengajarkan mereka disiplin waktu dan tanggung jawab.

Saat seseorang tahu lelahnya menyelesaikan pekerjaan, ia akan makin peduli dengan keadaan sekitarnya. Anak perlu menjadi mandiri yang peduli, supaya ia tidak tumbuh jadi toxic generation.

4. Menyiapkan Perpisahan Dengan Orang Tua 

Satu fakta menyebalkan sebagai orang tua adalah, kita tidak bisa selamanya ada untuk anak, dan anak harus paham itu. 

Jadi kewajiban kita sebagai orangtua adalah menyiapkan anak untuk mampu mandiri, karena cuma kita yang bisa secara tulus, tanpa mengharap apa pun, memberikan segalanya untuk mereka.

5. Anak Mampu Bertahan Hidup (Survive)

Bukan sekedar survive finansial, tapi juga survive di aspek kehidupan lain seperti ibadah, sosial.

Pertanyaan untuk kita sebagai orangtua, apakah anak akan rajin solat tanpa kita?

Kesimpulan

Melatih kemandirian anak adalah hadiah terindah yang bisa kita berikan untuk masa depan anak. Tidak selalu menyenangkan memang di dalam prosesnya. Namun, yuk selalu ingatkan diri kita bahwa kita sedang mengupayakan yang terbaik untuk kebaikan anak-anak kita.

Jangan lupa berdoa. Karena kita cuma bisa berusaha, sedangkan hasil, semua terserah pada-Nya.
Share:

0 Thoughts:

Post a Comment

Any thoughts? Let me know then...